Langsung ke konten utama

Bagaimana Aku Mendefinisikan Cinta (diusiaku yang sekarang)

Hai, hai. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat datang di pemikiran Intan tentang apa itu cinta. Aku kelahiran tahun 99, jadi sudah umur 20an lebih ya. Usia yang bisa dibilang sudah mulai memikirkan apa itu berkeluarga dan mulai menerka-nerka, suami masa depan aku ituh harapannya seperti apa sih? Haha apakah ada yang sepemikiran? Bukan tanpa sebab ya teman, satu per satu teman SD sudah mulai membina keluarga, melengkapi imannya sebagai seorang manusia. Jadi selain finansialnya juga sedang di persiapkan, mentalnya juga penting hehehe.

Kalau menurut aku, cinta itu spesial sih. Seseorang yang bisa jadi segalanya aku, dan akan menjadi apa adanya aku. Saat ini aku memang berkomitmen untuk tidak menjalin hubungan dengan yang belum sah ya. Dalam artian aku berniat untuk itu, semoga saja tidak banyak godaan yang menghadang. Tapi tenang, tidak juga berkomitmen dengan siapapun.

Tapi begini guys, jujur sebagai manusia ada aja kok yang dirasa “masyaallah andai dia suka sama aku juga” gitu mah ada aja ya khaaan, tidak bermaksud membohongi diri sendiri. Rasa suka itu wajar. Disitulah aku kadang takut banget rasa cinta aku melebihi rasa cinta aku sama Allah swt. Aku takut banget sejujurnya.

Jatuh cinta itu wajar, tapi bagaimana merespons akan jatuh cinta itu yang jadi permasalahan. Pernah di suatu waktu, dorongan untuk berperilaku yang sama seperti teman-teman aku yang lain ada aja. Misalnya terang-terangan mengaku suka, bersikap genit, dan lain sebagainya tuh secara implisit pernah terbersit sampai udah istighfar berkali-kali. Sampai nangis juga pernah. Karena gimana yah, karena takut dosa kan dan engga mau mengulangi kesalahan yang sama, sampai pacaran, pdkt, dsb.

Kenapa sih sampai nangis gitu? Lebay amat. Masyaallah ukhti, perumpamaannya begini. Waktu itu aku terlalu berharap sama manusia, makanya Allah kasih petunjuk untuk dikecewakan dulu, di buat sakit hati. Biar bikin aku sadar kalau berharap tuh sama yang memberi jodoh itu sendiri, supaya cintanya lebih diridhoi oleh Allah. Waktu itu tuh seperti ada tamparan keras gitu buat aku, kayak aduhh sepertinya jatuh cintanya udah tidak bener nih. Astagfirullah hal adzim.

Terus sekarang gimana jadinya ukthi? Sekarang ya enggak gimana-gimana, aku lebih ke memperbaiki diri aku aja, karena sadar aku belum menjadi versi terbaik dari diri aku. Tetapi bukan Cuma karena aku mau dapat jodoh yang terbaik dari Allah ya, bukan hanya urusan duniawi saja tapi aku mau di jodohkan dengan orang yang tepat yang akan membersamai sampai nanti di jannah-nya Allah. Amin allahuma amin.

Balik lagi ke topik ‘calon teman seumur hidup’ seperti yang sudah aku ceritain tadi. Aku berusaha untuk tidak pacaran, tunangan, atau hubungan semacam itulah ya. Maunya jegeeeer langsung nikah aja supaya lebih berkah wkwk. Aku mendefinisikan suami tuh seperti partner aku yang akan menjadi separuhnya aku, imamku ketika sholat, pembimbing aku ketika mengaji, yang mengajarkan anak-anak aku nanti supaya lebih baik dari bapak ibunya, panjang lah pokoknya. Tau dia orang yang tepat bagaimana sih tan kalau engga melalui pacaran dulu? Gampang sih sebenarnya, semoga prediksi ini benar yah.

Ingat pepatah “orang baik akan selalu bersama orang baik”

Orang baik akan memilih orang yang se-frekuensi sama kamu. Jadi misalnya kamu tipe orang yang suka menunda-nunda sholat, sholatnya bolong-bolong, puasa engga full (selain karena tidak diwajibkan dsb) ya jodoh kamu ya akan seperti kamu. Bayangin deh, aku pernah baca kalau ada yang salah dengan kepemimpinan kamu, tanggung jawab kamu, dsb berarti masih ada yang kurang tepat dalam kamu beribadah kepada Allah swt.

See? Paham engga maksud aku. Maksud aku ya, kalau kamunya rajin beribadah, mengindari maksiat, rajin shalawat, tadarus Al-Qur’an maka akan Allah berikan pasangan yang selevel dengan tingkat keimanan kamu. Bisa dilihat dari keseharian dia kok, misalkan lelaki itu paling semangat untuk pergi ke masjid paling awal, menjaga jarak dengan lawan jenis, tidak mau berpacaran, rajin sholat malam/sunah, lemah lembut dengan wanita ataupun orang lain. Sholat itu segalanya guys, tidak bisa diganggu oleh ketentuan apapun.

Jadi itulah alasannya aku selalu berdoa semoga dijodohkan dengan lelaki yang pintar agamanya. Yang akan membersamai baik di bumi maupun diakhirat, siapapun dia kalau sudah dijodohkan dengan beliau insyallah aku berusaha jadi sebaik-baiknya aku. Kuberikan dia cinta, ett tapi jadi yang kedua yah hehehe. Yang pertamanya tetap Allah swt. Masyaallah bismillah.

Sekian dulu yah ceritanya. Semoga dapat bermanfaat dan jadi pembelajaran bersama untuk kita semua. Untuk selalu kuat menahan diri dari yang tidak baik, dan semangat memperbaiki diri dan memantaskan diri kepada yang ada di masa depan nanti hehehe.

Sending back loves and hug, Intan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik dan Terjemahan Lagu Huh Gak (허각) - Only You (바보야)

"Aku juga bodoh karena tahu bahwa aku masih mencintaimu."

Lirik dan Terjemahan Lagu Huh Gak (허각) - The Last Night (마지막으로 안아도 될까)

"Thankyou for smiling brighter than me."

Pertama Kali memelihara Kucing

Saya ingat sekali hari itu, bulan Juli tahun 2021 saat cuaca mendung. Ayah saya sehabis dari sawah tiba-tiba membawakan saya seekor kucing yang ia minta dari tetangga om saya di seberang sawah. Kucing yang memang dari awal lahir sudah ayah saya tanyakan dan sempat tertunda karena masih perlu mendapatkan susu dari induknya. Gembul, usia 1 bulan